Senin, 23 Januari 2012

PTK SAIN Kelas VI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Kurikulum 2006 Kelas II Sekolah Dasar, IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Suatu kenyataan bahwa pembelajaran sains yang dialami selama ini masih jauh dari yang diharapkan, yaitu guru dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep. Penggunaan metode ceramah yang tidak variatif mengakibatkan siswa menjadi pembelajar yang fasif karena banyak didominasi guru, sehingga siswa cepat merasa bosan dalam belajar. Hal ini disebabkan pula langkah penggunaan / pemanfaatan alat peraga pembelajaran IPA. Siswa hanya jadi pendengar, penulis ringkasan atau pencatat materi  yang ada pada buku sumber. Untuk meningkatkan kualitas guru harus cermat terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi proses suatu pembelajaran. Penggunaan metode yang tepat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa berkewajiban untuk memenuhi tuntutan pembelajaran IPA yang semestinya, khususnya dalam meningkatkan pemahaman siswa dengan penerapan metode percobaan (eksperimen) dalam pokok bahasan Mengenal Sumber energy Panas.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, fokus permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan Pemahaman siswa pasa Pembelajaran IPA dalam pokok bahasan Mengenal Sumber energy panas yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya, Supaya lebih terfokus penelitian dibatasi dalam pertanyaan sebagai berikut :
1.    Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode percobaan dalam pokok bahasan Sumber Energi Panas?
2.    Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode percobaan dalam pokok bahasan Sumber Energi panas?
3.    Sejauhmana peningkatan pemahaman siswa setelah mengikuti  pembelajaran dengan menggunakan metode percobaan dalam pokok bahasan Sumber Energi Panas?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :
1.    Mengoptimalkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan  metode percobaan dalam pokok bahasan Sumber energy panas.
2.     Meningkatkan efektivitas belajar siswa  dengan menggunakan  metode percobaan dalam pokok bahasan Sumber Energi Panas.
3.    Mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan  metode percobaan dalam pokok bahasan Sumber Energi Panas.

D.    Manfaat Penelitian
1.    Bagi Guru
Guru secara bertahap memiliki pengalaman dan kemampuan menjadi peneliti yang berguna untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam kelas serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.    Bagi Siswa
a.    Mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dari sebelumnya.
b.    Mampu melakukan percobaan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu maslah.
c.    Membangkitkan semangat dan minat siswa untuk lebih antusias dalam pembelajaran IPA.
3.    Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berarti dalam perbaikan dan peningkatan kualitas dalam pembelajaran juga sebagai sarana pembinaan profesional.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Menurut Bruner dalam Nasution (2003:3) menyatakan bahwa “Proses Pembelajaran di kelas bukan untuk memperoleh pengetahuan saja, melainkan untuk berfikir secara kritis,” Jadi model pembelajaran yang dianjurkan Bruner merupakan proses pembelajaran dimana siswa aktif mencari pengetahuan yang diinginkan. Peran guru dalam teori ini bukan sebagai sumber pemberi informasi, melainkan sebagai penuntun untuk mendapatkan informasi.
IPA menurut kurikulum 2006 adalah “Proses mencari tahu tentang alam secara sistematis,” sehingga bukan hanya kumpulan penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip sajka tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Karena itu pembelajaran IPA diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Jean Piaget menerangkan bahwa “Usia 6-12 tahun termasuk dalam peringkat operasional konkret (Concrete Operational)”, pada masa ini siswa masih membutuhkan benda-benda yang nyata untuk membantu mengembangkan kemampuan intelektual, pikiran dan tingkah laku siswa selalu berlandaskan pada tahap-tahap pemikiran yang terstruktur. Pola pemikiran siswa selalu menafsirkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya.
Aktivitas pembelajaran sainsdapat mengembangkan kompetensi yang menekankan pada pengalaman langsung sehingga siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah dengan arahan mencari tahu dari melakukan, sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang alam sekitar.
Menurut Sudirman (1990:163) metode percobaan adalah “Cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari”. Dalam proses belajar mengajar dengan metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, membuktikan sendiri tentang suatu objek tau proses.
Roestiyah (1989:80) yang dimaksud metode percobaan adalah “Salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang Sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya”. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran suatu konsep atau teori berdasarkan hasil percobaan dari pada hanya mendengar atau membaca saja.
Dalam melakukan percobaan siswa tidak terpaku harus dilaksanakan di laboratorium, tetapi bias di luar kelas atau di alam sekitar untuk lebih memperjelas objek yang diteliti. Metode percobaan dapat mengembangkan sikap ilmiah tentang IPA serta menumbuhkan sikap peduli terhadap alam sekitar.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan  tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan guru dalam proses belajar mengajar.
Bentuk Penlitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipilih adalah PTK Kolaboratif yaitu suatu penelitian tindakan yang melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagi peneliti, teman sejawat sebagi observer dan Kepala Sekolah sebagai pengawas pelaksanaan. Penelitian Tindakan Kolaboratif tersebut dituangkan dalam model Penelitian tindaka Kelas (PTK) yang berorientasi pada model Kemmis & Mc. Taggart. Penelitian digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis yang dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami, bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya. Alasan dipilinya model ini didasarkan pada kesederhanaan sehingga mudah dipahami peneliti, juga model ini cocok dengan rencana tindakan penelitianrelatif tidak komplek yaitu satu kali pembelajaran identik dengan satu siklus tindakan.

B.    Prosedur  Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dan penilai dalam melakukan penelitian ini adalah terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan tindakan terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.    Siklus I mengoptimalkan kemampuan guru dalam merancang dan mengoperasionalkan metode percobaan dengan fokus tindakan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan topik sumber energi panas.
2.    Siklus II mengoptimalkan kemampuan guru dalam merancang dan mengoperasionalkan metode percobaan dengan fokus tindakan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan topik sumber energi Panas.
3.    Siklus III mengoptimalkan kemampuan guru dalam merancang dan mengoperasionalkan metode percobaan dengan fokus tindakan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan topik sumber energi Panas.
Refleksi tindakan penelitian pada masing-masing siklus dijadikan bahan refleksi keseluruhan penelitian tindakan kelas.
Dalam pelaksanaan setiap tindakan pembelajaran direncanakan hal-hal sebagai berikut :
a.    Membuat rencana pembelajaran
b.    Mengelompokkan siswa
c.    Membuat / menyiapkan alat dan bahan yang kan digunakan
d.    Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membantu siswa dalam melakukan percobaan
e.    Membuat lembar observasi untuk merekam sktivitas belajar mengajar
f.    Membuat alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa.

C.    Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dan subjek penelitian adalah SDN 2 Tanjungsari yang terletak di Dusun Sindang Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis, kelas yang dijadikan Subjek penelitian adalah siswa kelas II semester II tahun pengajaran 2009/2010, berjumlah 22 orang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Alasan lokasi tersebut dijadikan tempat penelitian karena peneliti bertugas di sekolah tersebut.

D.    Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil tindakan dilakukan dengan menggunakan beberapa cara diantaranya :
1.    Observasi
Observasi sebagai alat penilaian yang dianggap paling efektif untuk mengukur tingkah laku atau terjadinya suatu proses kegiatan dalam melakukan percobaan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, seperti tingkah laku siswa pada waktu belajar, berdiskusi dan melakukan praktek suatu keterampilan.
2.    Wawancara
Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan pandan wawancara yang berisikan sejumlah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan. Peneliti tinggal menandai jawaban yang cocok dengan jawaban yang diungkapkan siswa. Wawancara sangat efektif untuk menilai hasil belajar siswa yang berkaitan dengan pendapat, keyakinan, harapan, aspirasi, prestasi dan keinginan.
3.    Tes Hasil Belajar
Instrumen ini digunakan  untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep perpindahan energi panas dalam pembelajaran IPA melalui metode percobaan. Teknik yang digunakan adalah tes dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Cara pelaksanaannya berupa tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.


RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran        : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas             : II
Semester        : II
Alokasi Waktu        : 2x30 menit

I.    Standar Kompetensi
•    Mengenal Sumber energy yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.

II.    Kompetensi Dasar
•    Mengidentifikasi sumber-sumber energy ( panas, Listrik, cahaya dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.

III.    Indikator
•    Menjelaskan sumber energy panas yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

IV.    Tujuan Pembelajaran
•    Siswa dapat menjelaskan sumber energi panas
•    Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis sumber energi panas
•    Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

V.    Materi Pembelajaran
•    Sumber-sumber Energi (Sumber Energi Panas)

VI.    Metode Pembelajaran
•    Ceramah
•    Tanya Jawab
•    Demonstrasi

VII.    Kegiatan Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal (± 10 menit)
•    Berdo’a
•    Mengecek Kehadiran Siswa
•    Apersepsi Tanya jawab seputar sumber-sumber energi
B.    Kegiatan Inti (± 40 menit)
•    Guru menjelaskan tentang jenis-jenis sumber energy
•    Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang sumber energi panas
•    Dengan bimbingan guru siswa secara berkelompok  melakukan percobaan
•    Siswa melaporkan kesimpulan dari hasil percobaan
•    Siswa bersama guru menyimpulkan hasil dari kerja kelompok.
C.    Kegiatan Akhir (± 10 menit)
•    Menyimpulkan materi Pembelajaran
•    Melaksanakan Evaluasi
•    Tindak lanjut, Pemberian PR
VIII.    Alat dan Sumber
•    Alat          : Alat musik, Lampu TL, dan gambar sumber energi
•    Sumber  : Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 2
Pusat Perbukuan Depdiknas: S. Rosilawaty, Aris Muharam, halaman 97-108.
IX.    Penilaian
•    Jenis Tes    : Tertulis, Perbuatan
•    Bentu Tes    : Isian singkat
•    Alat es    : Lembar soal dan LKS


Mengetahui
Kepala Sekolah



_____________________
NIP.  
   
Guru 




______________________
NIP.


SISWA DIBAGI MENJADI 5 KELOMPOK

KELOMPOK
 I    KELOMPOK II    KELOMPOK III    KELOMPOK IV    KELOMPOK V
Agus Ramdani    Heni H    Jujun Diana    Nurjaman    Susi
Ani Nuraeni    Heni Nuraeni    Lia Winingsih    Opik Taopik    Susi Susilawati
Dian    Imam Taufik    Mamah N    Popon F    Tinah Saptinah
Doni Ramdani    Iman N    Nina N    Riqoh M    Reni Nur’aeni
-    Jenal Mutakin    -    Roni    -


LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) 1

Alat
-    Kompor minyak tanah
-    Kompor gas
-    Komor listrik
Bahan
-    Minyak tanah
-    Korek api
-    Gas
-    Arus listrik Gas
Langkah-langkah
I.    Siswa Mengamati alat-alat yang sudah disediakan
Coba pegang alat tersebut secara bergiliran, bagaimana rasanya ?
II.    Coba nyalakan  masing-masing alat tersebut
Apa yang terjadi ? coba dekatkan tanganmu ! apa yang kamu rasakan ?
III.    Coba matikan alat tersebut !
Apa yang terjadi ? apa yang kamu rasakan jika tanganmu didekatkan ?
IV.    Apa yang dapat kalian simpulkan pada percobaan di atas ?

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) 2
Alat dan Bahan
1.    Kain
2.    Gelas kimia
3.    Kertas timah rokok
4.    Cahaya matahari
5.    Air

Langkah-langkah Kegiatan
1.    Letakkan kain yang sudah dibasahi air di atas gelas kimia, biarkan beberapa saat, bagaimana keadaan kain basah tersebut ?
2.    Letakkan kain basah pada langkah I dan biarkan dijemur cahaya matahari selama 5 menit, bagaimana keadaan kain ?
3.    Letakkan potongan kertas timah rokok pada tempat yang kurang mendapat cahaya matahari biarkan beberapa saat, bagaimana keadaan kertas timah rokok ?
4.    Letakkan potongan kertas timah rokok pada tempat yang dikenai cahaya matahari beberapa saat, bagaimana keadaan kertas timah rokok ?

LEMBAR OBSERVASI

Berilah tanda silang pada kotak di bawah ini !
1.    Bagaimana keadaan kain pada langkah I ?
           Tetap basah
          Manjadi kering

2.    Bagaimana keadaan kain pada kegiatan langkah 2 ?
           Tetap basah
           Menjadi kering

3.    Bagaimana keadaan kertas timah rokok pada langkah 3 ?
           Rata
    Melengkung

4.    Bagaimana keadaan kertas timah rokok pada langkah 4 ?
           Rata
           Melengkung


SOAL  EVALUASI

Isilah titik – titik pada soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat !
1.    Energi ………. Digunakan untuk mengeringkan pakaian.
2.    Kita dapat melihat suatu benda karena adanya ………….
3.    Piano dapat menghasilkan bunyi dengan cara …………
4.    Sumber energi cahaya yang utama di bumi adalah ……………
5.    Televisi merupakan sumber energi …………….. dan …………….


Kunci Jawaban
1.    Panas
2.    Cahaya
3.    Dipijit
4.    Matahari
5.    Cahaya dan Listrik

Kriteria Penilaian
Setiap soal yang benar nilai 2


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekapitulasi Nilai Hasil Pembelajaran
No. Urut    Nama Siswa    Nilai
        Siklus I    Siklus II    Siklus III
1    Agus Ramdani    7    8    8
2    Ani Nuraeni    7    9    10
3    Dian    6    7    9
4    Doni Ramdani    7    8    10
5    Heni Handayani    5    7    8
6    Heni Nuraeni    6    8    9
7    Imam Taufik    7    8    10
8    Iman Nurjaman    8    9    9
9    Jenal Mutakin    7    8    9
10    Jujun Diana    7    7    8
11    Lia Winingsih    6    7    9
12    Mamah Nurjanah    5    6    7
13    Nina N    5    7    8
14    Nurjaman    3    8    10
15    Opik Taopik    4    7    9
16    Popon F    6    7    8
17    Riqoh Muniroh    7    8    9
18    Roni    9    8    10
19    Susi Sulistiawati    5    6    7
20    Susi Susilawati    6    7    8
21    Tinah Saptinah    6    7    8
22    Reni Nur’aeni    6    7    8
Jumlah    135    164    183
Rata-rata    6.14    7.45    8.68

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Hasil Pembahasan

A.    Siklus I
Pada proses pembelajaran pertama materi yang disampaikan tentang sumber energi panas dengan metode prcobaan. Siswa dibagi menjadi lima kelompok, setelah mendapat arahan dan petunjuk dari guru siswa melakukan percobaan dengan panduan LKS.
Dari hasil observasi dan hasil tes akhir pada tindakan pertama tampaknya belum memberikan hasil yang diharapkan. Kendala yang dihadapi diantaranya guru merasa canggung dan gerogi dalam membimbing siswa sedangkan siswa tidak fokus terhadap materi pembelajaran karena diobservasi.
Berdasarkan kendala tersebut peneliti yang dibantu teman sejawat berupaya untuk mengatasinya dengan menyusun rencana kegiatan yang lebih matang pada siklus II.

B.    Siklus II
Pada proses pembelajaran ke 2 materi yang disampaikan tentang sumber energi cahaya dengan metode percobaan. Seperti pada siklus I Siswa dibagi menjadi lima kelompok baku bekerja sesuai petunjuk dan panduan yang diberikan.
Dari hasil observasi dan hasil tes akhir pada tindakan kedua terlihat sudah mendapat kemampuan yang cukup baik ini dikarenakan guru sudah agak tenang dalam membimbing siswa dalam berdiskusi dan siswapun mulai terfokus pada kegiatan percobaan.
Untuk mencapai hasil yang optimal peneliti dan observer sepakat untuk melakukan tindakan ke tiga.

C.    Siklus III
Pada proses pembelajaran ke 3 materi yang disampaikan tentang sumber energi cahaya dengan metode percobaan, kelompok siswa tetap lima kelompok, setelah diberi petunjuk tiap-tiap kelompok bekerja sesuai panduan.
Dari hasil observasi dan hasil tes akhir pada tindakan ketiga ternyata hasilnya sangat memuaskan, ternyata metode percobaan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep yang disampaikan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang telah dianalisis, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran IPA dalam topik sumber energi panas dengan menggunakan metode percobaan di kelas II SDN 2 Tanjungsari dapat dioprasionalkan.
2.    Proses Pembelajaran dengan menggunakan metode percobaan dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung sehingga lebih lama diingat siswa.
3.    Hasil observasi dari setiap siklus selalu mengalami peningkatan dilihat dari kinerja guru, kreaktifitas siswa dan tes hasil belajar.

B.    Saran-saran
Dalam rangka perbaikan tindakan pembelajaran serta peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dapat disampaikan saran sebagai berikut :
1.    Seorang guru harus mampu merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik dengan memilih dan menentukan metode yang sesuai dengan karakteristik bidang studi dan bahan ajar yang akan disampaikan untuk mencapai hasil yang optimal.
2.    Dalam proses pembelajaran hendaknya mengoptimalkan penggunaan metode percobaan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu topik.
3.    Penggunaan alat dan media yang relevan untuk membantu siswa memperjelas suatu peristiwa atau kejadian.

PTK Matematika Kelas VI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2006 (Depdiknas 2003) adalah “mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.” Pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu alternative pembelajaran yang dipandang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran matematika SD. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika karena siswa akan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
Berdasarkan pengalaman di lapangan siswa SD pada umumnya mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam soal cerit. Hudoyo (dalam Soekisno 2002:2) menyatkan bahwa soal-soal yang berkaitan dengan bilangan tidaklah begitu menyulitkas siswa, namun soal-soal yang menggunakan kalimat sangat menyulitkan bagi siswa yang memiliki kemampuan kurang. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa bukan disebabkan tidak mampu melakukan perhitungan saja melainkan siswa tidak memahami permasalahan.
Salah satu strategi pada model pembelajaran pemecahan masalah matematika yang dapat diterapkan adalah dengan pendekatan realistik. Pendekatan realistik merupakan salah satu usaha meningkatkan kemampuan siswa memahami matematika dengan cara pembelajaran secara reality (nyata). Kepada siswa diberikan tugas yang mendekati kenyataan.




B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah “Bagaimana model pemecahan masalah melalui pendekatan relistik pada pembelajaran matematika SD?”.
Supaya lebih rinci penelitian lebih pokus dan dijabarkan serta dibatasi dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.    Bagaimana guru mengelola perencanaan dan aktivitas kelas selama pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?
2.    Bagaimana aktivitas diskusi kelompok siswa pada pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?
3.    Bagaimana prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?
4.    Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.    Tujuan Penelitian
1.    Menelaah model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik pada pembelajaran matematika selama proses pembelajaran berlangsung.
2.    Menelaah aktivitas diskusi kelompok siswa selama berlangsung pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
3.    Menelaah prestasi siswa dalam  pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
4.    Menelaah tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
b.    Manfaat Penelitian
1.    Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
2.    Memberikan peranan yang mendukung pengembangan peranan guru sebagai pelaksana dan peneliti.
3.    Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Istilah pemecahan masalah ditemui dalam berbagai propesi dan dalam disiplin ilmu yang berbeda serta mempunyai banyak arti.
Sutawidjaya (1997:189) menyatakan bahwa Pemecahan masalah dapat diartikan sebagai penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain secara kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum diketahui penyelesaiaanya ataupun masalah-masalah yang belum dikenal.
Branca (1980:3) mengemukakan bahwa Kegiatan-kegiatan yang diklasifikasikan sebagai pemecahan masalah dalam matematika diantaranya menyelesaikan soal cerita dalam buku teks, menyelesaikan soal-soal tidak rutin, atau menyelesaikan masalah teka-teki, penerapan matematika pada masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.
Kurikulum berbasis kompetensi menyarankan pemecahan masalah harus menjadi focus pembelajaran matematika di sekolah.
Ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan realistik yaitu :
1.    Menggunakan konteks
2.    Siswa menggunakan model
3.    Memproduksi dan mengkontruksi model
4.    Pembelajaran interaktif dan
5.    Terjadi proses keterhubungan antar konsep atau antar pokok bahasan.
Model pembelajaran pemecahan masalah, yaitu pembelajaran yang berbasiskan masalah pada proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada masalah yang harus diselesaikan sendiri.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis kualitatif dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan guru dalam proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang diperaktekan guru sehari-hari, khususnya guru Sekolah Dasar.
Penelitian Tindakan Kelas ini berorientasi pada model Kemmis E Mc. Taggart. Pendapat Kemmis E Mc. Taggart (Kasbolah,1999:14) mengatakan : Penelitian Tindakan Kelas digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis.
Desain ini menggunakan model yang dikenal dengan system spiral refleksi diri dengan tindakan terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi komponen ini membentuk untaian yang dipandang sebagai satu siklus atau satu putaran kegiatan.

B.    Prosedur Penelitian
Penelitian ini dirancang tiga siklus dengan rincian sebagai berikut :
1.    Siklus I bertujuan agar siswa mampu  melakukan operasi hitung  bilangan Penjumlahan dan Pengurangan dalam memecahkan masalah dan mengevaluasi pembelajaran tindakan I dan II.
2.    Siklus II bertujuan siswa mampu  melakukan operasi hitung  bilangan Penjumlahan dan Pengurangan dalam memecahkan masalah dan mengevaluasi pembelajaran pada tindakan I dan II.
3.    Siklus III bertujuan siswa mampu menentukan kesetaraan antara satuan, yaitu menggunakan kesetaraan satuan dalam perhitungan atau  pemecahan masalah sehari-hari dengan melakukan operasi hitung bilangan Penjumlahan dan Pengurangan  serta mengevaluasi/meninjau kembali pembelajarn tindakan I dan II.
Berdasarkan hasil refleksi survey awal maka disusun rencana kegiatan siklus I. Hasil refleksi I disusun rancangan siklus II. Hasil refleksi II disusun rancangan siklus III. Hasil refleksi III diputuskan bagaimana hasil proses pembelajaran model pemecahan masalah matematika melalui pendekatan realistik.

C.    Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dan subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 2 Tanjungsari yang terletak di dusun Sindang Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis, Subjek penelitian berjumlah 22 orang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

D.    Metode Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk melihat pelaksanaan setiap kegiatan berupa rencana kegaiatan pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, pedoman wawancara, dan perangkat intrumen lainnya. kriteria atau ukuran keberhasilan ditentukan oleh hasil belajar siswa, analisis hasil observasi, analisis hasil wawancara, dan hasil triamulasi.






RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran        : Matematika
Semester        : I
Alokasi Waktu        : 2 x 30 menit

I.    Standar Kompetensi
•    Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
II.    Kompetensi Dasar
•    Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
III.    Indikator
•    Membaca dan menggunakan simbol tambah, kurang, sama dengan dalam pengerjaan hitung.
IV.    Tujuan Pembelajaran
•    Siswa dapat mnegerjakan penjumlahan dan pengurangan pada soal cerita.
V.    Materi Pembelajaran
•    Penjumlahan dan Pengurangan
VI.    Metode Pembelajaran
•    Ceramah
•    Tanya Jawab
•    Pemberian Tugas
VII.    Kegiatan Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal (± 10 menit)
•    Berdo’a
•    Mengecek Kehadiran Siswa
•    Apersepsi Tanya jawab seputar penjumlahan dan pengurangan
B.    Kegiatan Inti (± 40 menit)
•    Guru menjelaskan tentang penjumlahan dan pengurangan
•    Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan dan pengurangan
•    Dengan bimbingan guru siswa secara berkelompok  mengerjakan soal +, -, =.
C.    Kegiatan Akhir (± 10 menit)
•    Menyimpulkan materi Pembelajaran
•    Melaksanakan Evaluasi
•    Tindak lanjut, Pemberian PR
VIII.    Alat dan Sumber
•    Alat          : Papan tulis, spidol, gambar.
•    Sumber  : Buku Paket Matematika Kelas II
Pusat Perbukuan Depdiknas, Penulis Purnomo Sidi, Wiyanto, Endang Supaeminingsih : hal  32-33
IX.    Penilaian
•    Jenis Tes    : Tertulis, Perbuatan
•    Bentu Tes    : Soal Cerita (Esay)
•    Alat Tes    : Lembar soal

Mengetahui
Kepala SDN 2 Tanjungsari




IWA HASIBUAN, S.Ag
NIP.  195409111986101001    Tanjungsari, 17 Juli 2009
Guru Kelas II




TETI KUSMIATI, S.Pd
19621128  198305  2  004

Mengetahui
Pengawas TK/SD Kec. Rajadesa




AJAT S. MARCUSI, S.Ag
NIP. 19560810 198011 1 00
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Siklus I
Pada siklus I tersaji atas soal pengurangan dan penjumlahan yaitu:
1.    Agus ke sekolah membawa kelereng sebanyak 124 biji diberikan kepada Roni sebanyak 24 biji berapakah sisa kelereng Agus?
2.    Riqqoh membeli 74 Buku tulis jenal membeli 48 buku tulis, Berapakah jumlah buku mereka?
3.    Dalam sebuah kotak terdapat 752 dadu diambil oleh Jujun 120 buah dadu, disimpan lagi 75 buah, berapakah jumlah dadu yang ada dalam kotak ?
Hasil kerja siswa yang dikerjakan oleh empat kelompok ternyata kurang memuaskan hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran terlihat bahwa dalam kerja kelompok masih didominasi oleh siswa yang merasa pintar sehingga siswa lain diam karena dianggap tidak bisa. Aktivitas diskusi kelompok kurang efektif tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah dianggap sukar.
Setelah menganalisa hasil siklus I maka guru membuat rencana untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan melakukan siklus II.

B.    Siklus II
Pada siklus II tersaji soal Penjumlahan dan pengurangan sebagai berikut:
1.    Nina membeli 10 pensil, dipinjam oleh Heni 4 pensil, tetapi Nina membeli lagi 24 buah pensil, berapakah jumlah pensil Nina sekarang ?
2.    Jenal memiliki uang Rp. 350, Jenal membeli pisang Rp. 250, berapa sisa uang Jenal sekarang ?
3.    Di sekolah ada 425 buku perpustakaan tetapi rusak 114 buah buku, kemarin ada bantuan lagi 52 buah buku, berapa jumlah buku perpustakaan yang ada di sekolah ?
Siswa dibentuk menjadi empat kelompok secara homogen pengelompokan siswa berdasarkan pada prestasi belajar siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh siswa ternyata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik menjadi aktif. Hasil yang dicapai rata-rata benarhanya ada yang cepat dan ada yang lambat. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika model pemecahan masalah menyenangkan.
Untuk mengoptimalkan hasil penbelajaran matematika model pemecahan masalah dengan pendekatan realistik dilanjutkan dengan siklus III.

C.    Siklus III
Pada siklus III tersaji soal Penjumlahan dan pengurangan, sebagai berikut :
1.    Perpustakaan sekolah mendapat bantuan 168 buku bacaan, keesokan harinya mendapat 257 buku lagi, berapa jumlah buku perpustakaan itu ?
2.    Rika ke sekolah membawa tas berisi buku tulis 4 buah, pensil 6 buah, penggaris 1 buah dan bolpoint 3 buah, berapa jumlah isi tas Rika ?
3.    Nurjaman ke sekolah membawa jeruk 76 buah, jeruk itu diberikan kepada Roni 24 buah, dimakan oleh Tinah 2 buah, berapa sisa jeruk Nurjaman sekarang ?
Hasil siklus III terlihat jawaban siswa dari keempat kelompok benar semua, respon siswa baik antusias , mereka senang aktif mengerjakannya dan tidak membosankan.
Hasil pengamatan pada model pemecahan masalah, siswa aktif menghitung,  siswa dapat menyimpulkan dengan menggunakan  kontek dan model serta siswa dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan teman kelompoknya serta bebas mengeluarkan pendapat. Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I, II,dan III kemampuan hasil belajar siswa dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik pada tabel sebagai berikut :
Hasil Tes pada Pembelajaran
No. Urut    Nama Siswa    Nilai
        Siklus I    Siklus II    Siklus III
1    Agus Ramdani    50    50    75
2    Ani Nuraeni    50    50    75
3    Dian    50    50    75
4    Doni Ramdani    75    75    100
5    Heni Handayani    50    50    75
6    Heni Nuraeni    50    50    75
7    Imam Taufik    50    50    75
8    Iman Nurjaman    75    75    100
9    Jenal Mutakin    50    75    100
10    Jujun Diana    50    75    100
11    Lia Winingsih    50    75    100
12    Mamah Nurjanah    50    75    100
13    Nina N    50    75    100
14    Nurjaman    75    75    100
15    Opik Taopik    75    75    100
16    Popon F    75    75    100
17    Riqoh Muniroh    75    75    100
18    Roni    50    50    100
19    Susi Sulistiawati    50    50    100
20    Susi Susilawati    50    50    100
21    Tinah Saptinah    50    50    100
22    Reni Nur’aeni    50    50    100
Jumlah    1.250    1.375    2.050
Rata-rata    56,82    62,50    93,18

Tabel 1
Rekapitulasi Nilai Hasil Pembahasan


Berdasarkan tebel nilai di atas menunjukan nilai siswa mendapat kemajuan dari setiap siklus, nilai rata-ratapun meningkat.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.    Pada proses pembelajaran pemecahan masalah melalui pendekatan realistik pada siklus I nampaknya kurang kondusif dikarenakan guru kurang memotivasi siswa dalam belajar. Kegiatan siswa dalam diskusi kelompok kurang efektif sehingga hasil tes kurang memuaskan. Setelah dilakukan tindakan yang dilanjukan dengan siklus II dan III guru sudah dapat menyajikan pembelajaran model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik dengan lancar sehingga  suasana pembelajaran lebih kondusif.
2.    Hasil belajar siswa dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik selalu meningkat pada setiap siklus, hal ini menunjukan hasil nelajar siswa ada kemajuan dan pembelajaran pemecahan masalah matematika melalui pendekatan realistik cukup berhasil.
3.    Respon siswa terhadap model pembelajaran pemecahan masalah melalui pendekatan realistik sangat positif, mereka antusias senang dengan  mengotakatik model sehingga belajar tidak membosankan.

B.    Saran
1.    Agar pelaksanaan pembelajaran pemecahan masalah matematika melalui pendekatan realistik dapat berhasil dengan optimal sebaiknya guru harus benar-benar mengerti pembelajaran berbasis masalah.
2.    Dalam memberikan soal cerita pergunakanlah bahasa yang benar kalimatnya sederhana sehingga mudah dimengerti siswa.
3.    Berilah motivasi kepada siswa sebelum mengerjakan soal agar siswa bersemangat dalam bekerja.