Senin, 23 Januari 2012

PTK Matematika Kelas VI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2006 (Depdiknas 2003) adalah “mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.” Pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu alternative pembelajaran yang dipandang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran matematika SD. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika karena siswa akan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
Berdasarkan pengalaman di lapangan siswa SD pada umumnya mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam soal cerit. Hudoyo (dalam Soekisno 2002:2) menyatkan bahwa soal-soal yang berkaitan dengan bilangan tidaklah begitu menyulitkas siswa, namun soal-soal yang menggunakan kalimat sangat menyulitkan bagi siswa yang memiliki kemampuan kurang. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa bukan disebabkan tidak mampu melakukan perhitungan saja melainkan siswa tidak memahami permasalahan.
Salah satu strategi pada model pembelajaran pemecahan masalah matematika yang dapat diterapkan adalah dengan pendekatan realistik. Pendekatan realistik merupakan salah satu usaha meningkatkan kemampuan siswa memahami matematika dengan cara pembelajaran secara reality (nyata). Kepada siswa diberikan tugas yang mendekati kenyataan.




B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah “Bagaimana model pemecahan masalah melalui pendekatan relistik pada pembelajaran matematika SD?”.
Supaya lebih rinci penelitian lebih pokus dan dijabarkan serta dibatasi dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.    Bagaimana guru mengelola perencanaan dan aktivitas kelas selama pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?
2.    Bagaimana aktivitas diskusi kelompok siswa pada pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?
3.    Bagaimana prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?
4.    Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika berlangsung dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.    Tujuan Penelitian
1.    Menelaah model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik pada pembelajaran matematika selama proses pembelajaran berlangsung.
2.    Menelaah aktivitas diskusi kelompok siswa selama berlangsung pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
3.    Menelaah prestasi siswa dalam  pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
4.    Menelaah tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
b.    Manfaat Penelitian
1.    Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.
2.    Memberikan peranan yang mendukung pengembangan peranan guru sebagai pelaksana dan peneliti.
3.    Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Istilah pemecahan masalah ditemui dalam berbagai propesi dan dalam disiplin ilmu yang berbeda serta mempunyai banyak arti.
Sutawidjaya (1997:189) menyatakan bahwa Pemecahan masalah dapat diartikan sebagai penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain secara kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum diketahui penyelesaiaanya ataupun masalah-masalah yang belum dikenal.
Branca (1980:3) mengemukakan bahwa Kegiatan-kegiatan yang diklasifikasikan sebagai pemecahan masalah dalam matematika diantaranya menyelesaikan soal cerita dalam buku teks, menyelesaikan soal-soal tidak rutin, atau menyelesaikan masalah teka-teki, penerapan matematika pada masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.
Kurikulum berbasis kompetensi menyarankan pemecahan masalah harus menjadi focus pembelajaran matematika di sekolah.
Ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan realistik yaitu :
1.    Menggunakan konteks
2.    Siswa menggunakan model
3.    Memproduksi dan mengkontruksi model
4.    Pembelajaran interaktif dan
5.    Terjadi proses keterhubungan antar konsep atau antar pokok bahasan.
Model pembelajaran pemecahan masalah, yaitu pembelajaran yang berbasiskan masalah pada proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada masalah yang harus diselesaikan sendiri.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis kualitatif dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan guru dalam proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang diperaktekan guru sehari-hari, khususnya guru Sekolah Dasar.
Penelitian Tindakan Kelas ini berorientasi pada model Kemmis E Mc. Taggart. Pendapat Kemmis E Mc. Taggart (Kasbolah,1999:14) mengatakan : Penelitian Tindakan Kelas digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis.
Desain ini menggunakan model yang dikenal dengan system spiral refleksi diri dengan tindakan terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi komponen ini membentuk untaian yang dipandang sebagai satu siklus atau satu putaran kegiatan.

B.    Prosedur Penelitian
Penelitian ini dirancang tiga siklus dengan rincian sebagai berikut :
1.    Siklus I bertujuan agar siswa mampu  melakukan operasi hitung  bilangan Penjumlahan dan Pengurangan dalam memecahkan masalah dan mengevaluasi pembelajaran tindakan I dan II.
2.    Siklus II bertujuan siswa mampu  melakukan operasi hitung  bilangan Penjumlahan dan Pengurangan dalam memecahkan masalah dan mengevaluasi pembelajaran pada tindakan I dan II.
3.    Siklus III bertujuan siswa mampu menentukan kesetaraan antara satuan, yaitu menggunakan kesetaraan satuan dalam perhitungan atau  pemecahan masalah sehari-hari dengan melakukan operasi hitung bilangan Penjumlahan dan Pengurangan  serta mengevaluasi/meninjau kembali pembelajarn tindakan I dan II.
Berdasarkan hasil refleksi survey awal maka disusun rencana kegiatan siklus I. Hasil refleksi I disusun rancangan siklus II. Hasil refleksi II disusun rancangan siklus III. Hasil refleksi III diputuskan bagaimana hasil proses pembelajaran model pemecahan masalah matematika melalui pendekatan realistik.

C.    Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dan subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 2 Tanjungsari yang terletak di dusun Sindang Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis, Subjek penelitian berjumlah 22 orang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

D.    Metode Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk melihat pelaksanaan setiap kegiatan berupa rencana kegaiatan pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, pedoman wawancara, dan perangkat intrumen lainnya. kriteria atau ukuran keberhasilan ditentukan oleh hasil belajar siswa, analisis hasil observasi, analisis hasil wawancara, dan hasil triamulasi.






RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran        : Matematika
Semester        : I
Alokasi Waktu        : 2 x 30 menit

I.    Standar Kompetensi
•    Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
II.    Kompetensi Dasar
•    Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
III.    Indikator
•    Membaca dan menggunakan simbol tambah, kurang, sama dengan dalam pengerjaan hitung.
IV.    Tujuan Pembelajaran
•    Siswa dapat mnegerjakan penjumlahan dan pengurangan pada soal cerita.
V.    Materi Pembelajaran
•    Penjumlahan dan Pengurangan
VI.    Metode Pembelajaran
•    Ceramah
•    Tanya Jawab
•    Pemberian Tugas
VII.    Kegiatan Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal (± 10 menit)
•    Berdo’a
•    Mengecek Kehadiran Siswa
•    Apersepsi Tanya jawab seputar penjumlahan dan pengurangan
B.    Kegiatan Inti (± 40 menit)
•    Guru menjelaskan tentang penjumlahan dan pengurangan
•    Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan dan pengurangan
•    Dengan bimbingan guru siswa secara berkelompok  mengerjakan soal +, -, =.
C.    Kegiatan Akhir (± 10 menit)
•    Menyimpulkan materi Pembelajaran
•    Melaksanakan Evaluasi
•    Tindak lanjut, Pemberian PR
VIII.    Alat dan Sumber
•    Alat          : Papan tulis, spidol, gambar.
•    Sumber  : Buku Paket Matematika Kelas II
Pusat Perbukuan Depdiknas, Penulis Purnomo Sidi, Wiyanto, Endang Supaeminingsih : hal  32-33
IX.    Penilaian
•    Jenis Tes    : Tertulis, Perbuatan
•    Bentu Tes    : Soal Cerita (Esay)
•    Alat Tes    : Lembar soal

Mengetahui
Kepala SDN 2 Tanjungsari




IWA HASIBUAN, S.Ag
NIP.  195409111986101001    Tanjungsari, 17 Juli 2009
Guru Kelas II




TETI KUSMIATI, S.Pd
19621128  198305  2  004

Mengetahui
Pengawas TK/SD Kec. Rajadesa




AJAT S. MARCUSI, S.Ag
NIP. 19560810 198011 1 00
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Siklus I
Pada siklus I tersaji atas soal pengurangan dan penjumlahan yaitu:
1.    Agus ke sekolah membawa kelereng sebanyak 124 biji diberikan kepada Roni sebanyak 24 biji berapakah sisa kelereng Agus?
2.    Riqqoh membeli 74 Buku tulis jenal membeli 48 buku tulis, Berapakah jumlah buku mereka?
3.    Dalam sebuah kotak terdapat 752 dadu diambil oleh Jujun 120 buah dadu, disimpan lagi 75 buah, berapakah jumlah dadu yang ada dalam kotak ?
Hasil kerja siswa yang dikerjakan oleh empat kelompok ternyata kurang memuaskan hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran terlihat bahwa dalam kerja kelompok masih didominasi oleh siswa yang merasa pintar sehingga siswa lain diam karena dianggap tidak bisa. Aktivitas diskusi kelompok kurang efektif tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pemecahan masalah dianggap sukar.
Setelah menganalisa hasil siklus I maka guru membuat rencana untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan melakukan siklus II.

B.    Siklus II
Pada siklus II tersaji soal Penjumlahan dan pengurangan sebagai berikut:
1.    Nina membeli 10 pensil, dipinjam oleh Heni 4 pensil, tetapi Nina membeli lagi 24 buah pensil, berapakah jumlah pensil Nina sekarang ?
2.    Jenal memiliki uang Rp. 350, Jenal membeli pisang Rp. 250, berapa sisa uang Jenal sekarang ?
3.    Di sekolah ada 425 buku perpustakaan tetapi rusak 114 buah buku, kemarin ada bantuan lagi 52 buah buku, berapa jumlah buku perpustakaan yang ada di sekolah ?
Siswa dibentuk menjadi empat kelompok secara homogen pengelompokan siswa berdasarkan pada prestasi belajar siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh siswa ternyata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik menjadi aktif. Hasil yang dicapai rata-rata benarhanya ada yang cepat dan ada yang lambat. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika model pemecahan masalah menyenangkan.
Untuk mengoptimalkan hasil penbelajaran matematika model pemecahan masalah dengan pendekatan realistik dilanjutkan dengan siklus III.

C.    Siklus III
Pada siklus III tersaji soal Penjumlahan dan pengurangan, sebagai berikut :
1.    Perpustakaan sekolah mendapat bantuan 168 buku bacaan, keesokan harinya mendapat 257 buku lagi, berapa jumlah buku perpustakaan itu ?
2.    Rika ke sekolah membawa tas berisi buku tulis 4 buah, pensil 6 buah, penggaris 1 buah dan bolpoint 3 buah, berapa jumlah isi tas Rika ?
3.    Nurjaman ke sekolah membawa jeruk 76 buah, jeruk itu diberikan kepada Roni 24 buah, dimakan oleh Tinah 2 buah, berapa sisa jeruk Nurjaman sekarang ?
Hasil siklus III terlihat jawaban siswa dari keempat kelompok benar semua, respon siswa baik antusias , mereka senang aktif mengerjakannya dan tidak membosankan.
Hasil pengamatan pada model pemecahan masalah, siswa aktif menghitung,  siswa dapat menyimpulkan dengan menggunakan  kontek dan model serta siswa dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan teman kelompoknya serta bebas mengeluarkan pendapat. Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I, II,dan III kemampuan hasil belajar siswa dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik pada tabel sebagai berikut :
Hasil Tes pada Pembelajaran
No. Urut    Nama Siswa    Nilai
        Siklus I    Siklus II    Siklus III
1    Agus Ramdani    50    50    75
2    Ani Nuraeni    50    50    75
3    Dian    50    50    75
4    Doni Ramdani    75    75    100
5    Heni Handayani    50    50    75
6    Heni Nuraeni    50    50    75
7    Imam Taufik    50    50    75
8    Iman Nurjaman    75    75    100
9    Jenal Mutakin    50    75    100
10    Jujun Diana    50    75    100
11    Lia Winingsih    50    75    100
12    Mamah Nurjanah    50    75    100
13    Nina N    50    75    100
14    Nurjaman    75    75    100
15    Opik Taopik    75    75    100
16    Popon F    75    75    100
17    Riqoh Muniroh    75    75    100
18    Roni    50    50    100
19    Susi Sulistiawati    50    50    100
20    Susi Susilawati    50    50    100
21    Tinah Saptinah    50    50    100
22    Reni Nur’aeni    50    50    100
Jumlah    1.250    1.375    2.050
Rata-rata    56,82    62,50    93,18

Tabel 1
Rekapitulasi Nilai Hasil Pembahasan


Berdasarkan tebel nilai di atas menunjukan nilai siswa mendapat kemajuan dari setiap siklus, nilai rata-ratapun meningkat.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.    Pada proses pembelajaran pemecahan masalah melalui pendekatan realistik pada siklus I nampaknya kurang kondusif dikarenakan guru kurang memotivasi siswa dalam belajar. Kegiatan siswa dalam diskusi kelompok kurang efektif sehingga hasil tes kurang memuaskan. Setelah dilakukan tindakan yang dilanjukan dengan siklus II dan III guru sudah dapat menyajikan pembelajaran model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik dengan lancar sehingga  suasana pembelajaran lebih kondusif.
2.    Hasil belajar siswa dengan model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik selalu meningkat pada setiap siklus, hal ini menunjukan hasil nelajar siswa ada kemajuan dan pembelajaran pemecahan masalah matematika melalui pendekatan realistik cukup berhasil.
3.    Respon siswa terhadap model pembelajaran pemecahan masalah melalui pendekatan realistik sangat positif, mereka antusias senang dengan  mengotakatik model sehingga belajar tidak membosankan.

B.    Saran
1.    Agar pelaksanaan pembelajaran pemecahan masalah matematika melalui pendekatan realistik dapat berhasil dengan optimal sebaiknya guru harus benar-benar mengerti pembelajaran berbasis masalah.
2.    Dalam memberikan soal cerita pergunakanlah bahasa yang benar kalimatnya sederhana sehingga mudah dimengerti siswa.
3.    Berilah motivasi kepada siswa sebelum mengerjakan soal agar siswa bersemangat dalam bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar